CATATAN DARI PENULIS

Blog ini berisi tentang kumpulan puisi yang ditulis dan dibuat langsung oleh smile.

smile menyukai puisi, dan hanya bisa mengekspresikan diri melalui untaian kata dalam kalimat puisi.

Puisi yang bercerita tentang CINTA, KEBENCIAN,EMOSI,RENUNGAN,KESEDIHAN,HARAPAN, ANGAN DAN CITA CITA, PUJIAN ,DAN SEMUA ASPEK YANG TERJADI DALAM KEHIDUPAN.

Walau smile bukanlah siapa siapa dan bukanlah penyair kenamaan, tapi smile akan tetap dan terus berpuisi, dan bagi yang ingin mengunggah atau mengkopinya silahkan, asal meninggalkan pesan di kotak pesan atau mengirim email ke :
mr_smile333@yahoo.com
, dan semoga semua puisi yang telah ada dan akan terus ada, bisa menjadi inspirasi buat semua pengunjung setia blog smile " KUMPULAN PUISI-smile"

MengCopas tanpa ijin adalah suatu perbuatan memalukan yang menodai laskar pelangi anak bangsa.....


Terimakasih,
Salam Hangat



WORD of SMILE

Start every day with a smile and get it over with. ~W.C. Fields

A smile is an inexpensive way to change your looks. ~Charles Gordy

The robbed that smiles, steals something from the thief. ~William Shakespeare, Othello

Beauty is power; a smile is its sword. ~Charles Reade

A smile is the universal welcome. ~Max Eastman

You're never fully dressed without a smile. ~Martin Charnin

It takes seventeen muscles to smile and forty-three to frown. ~Author Unknown

All the statistics in the world can't measure the warmth of a smile. ~Chris Hart

Peace begins with a smile. ~Mother Teresa

peace,
smile

KUMPULAN PUISI BUATAN ASLI LASKAR PELANGI ANAK BANGSA

.

Jumat, 09 Agustus 2013

AKU, MUSISI JALANAN



Kupetik gitar dalam alunan
Kususuri setiap jalan dan pertokoan
Melantunkan tembang dan lagu kenangan
Demi mencari penghasilan, juga pengalaman

Aku bukan pengamen,
Yang pantas dihina dan diberi recehan
Aku bukan pengamen,
Yang pantas ditangkap karena mengganggu ketertiban

Aku hanyalah musisi jalanan
Yang tak punya gedung studio
Aku hanyalah musisi jalanan
Yang tak punya kesempatan menjadi bintang

Namun aku bukan pengamen, yang bisa dihina maupun di caci
Karena aku musisi jalanan, yang bersenandung mencari pengalaman
Jalanan adalah tempatku
Dan dari tiap sudut kota lah, terlantunkan suaraku

Asaku menghibur dengan seni,
Bukan memaksa meminta recehmu
Seni mengalir dalam darahku,
Untuk itu jalanan lah yang menjadi ladangku

Biarkan aku bermain gitar,
Dan meniup harmonikaku…
Agar terlantunkan tembang dan laguku,
Yang bisa menghiburmu,…

Jangan kau pandang sebelah mata
Jika musisi jalanan sedang berkarya
Karena kami ini seniman, bukan preman
Kami musisi jalanan, yang menyalurkan kesenian kami dijalanan

Jika aku melangkah dalam pinggiran jalan raya ,
Atau dalam sudut maupun perempatan kota
Biarkan aku terus berkarya,
Bukan menjadikanku seperti wabah….

Karna hanya nasib kita yang berbeda
Jika kamu bermain disana, aku bermain disini
Jika kamu punya sarana, aku hanya punya gitar tua
Namun aku bukan pengamen, yang hina ataupun nista
Karena sekali lagi kukatakan, AKU MUSISI JALANAN



. . . . . . . .





Musisi jalanan, bagiku kalian adalah musisi sejati,
Yang tak menyerah kepada keadaan,
Yang tak tunduk kepada kesusahan
Walau seribu jeratan menghimpit,kalian tetap tegar melantunkan

Semoga nasibmu dimasa depan, dapat membawamu kepada kehidupan yang lebih baik….
Puisi ini didesikasikan untuk semua musisi jalanan, Semoga Tuhan memberi selalu ketegaran, dan kelancaran untuk hidup kalian semua….Karena kesuksesan tidak datang tanpa usaha dan perjuangan


 











Hari lebaran 09 August 2013

Selasa, 09 Juli 2013

DARI DEBU KEMBALI MENJADI DEBU!

Tak perlu kau tunjukkan imanmu
Tak perlu kau pertontonkan sebagai suatu kebanggaan di depan aku
Tapi bersujud sajalah, menyebut besar namaNya,
Dengan kunci pintumu, masuk dalam ruangmu,tanpa semua orang harus tahu.

Tak perlu kau sibukkan aku, disaat itu adalah kesibukanmu
Tak perlu kau hunuskan pedang, untuk membela yang tak patut kau bela.
Karna kamu kecil bagai pasir berserak, dan debu yang tertiup angin

Jika kamu merasa besar, jadilah kecil dihadapan Tuanmu
Janganlah kau bawa amarah, ketika kau lantunkan ayat syurga.
Janganlah kau cabik-cabik kebebasan, karna dunia ini bukan hanya untukmu semata

Janganlah kau bersembunyi dibalik jubahmu,atau dibalik busanamu
Karna perlu kamu tahu, busanamu tak menyelamatkanmu
Dan sandangmu, tak bisa menyembunyikanmu dari kesirnaan.

Jangan kau pikir dengan ,melantunkan kata, kamu mendapat pahala,
Karna kalau kamu tak mengerti artinya, itu bodoh semata
Atau tak kau amalkan isinya, buat apa, Percuma!

Kamu minta ucapanku, ketika harimu tiba,
Namun kau diam seribu bahasa, ketika hariku tiba
Kamu selalu berkata ini aku, dan tak peduli siapa orang selain kamu

Kamu selalu berkata tentang kebersihan,padahal hatimu kotor seperti sampah
Dengkimu sedalam samudera,dan intimidasimu bagai tirani besi
Engkau menyangkal aku, namun selalu membicarakan aku

Engkau membengkokkan jalan yang lurus,
Dan membutakan matamu sendiri
Kamu tidak cerdik seperti ular, dan tidak tulus seperti merpati

Karena hatimu kelam segelap malam
Dan dengkimu merah, semerah kirmizi

Kamu terus membutakan dan membutakan
Baik matamu, maupun mata hatimu
Karena kamu takut, kebenaran akan mencabik dagingmu
Dan menyayat para leluhurmu

Kamu buta dan juga tuli
Tak ada obat untuk menyadarkanmu.
Hingga akhir akan datang, dan awal akan bermula
Kita lihat siapa yang menang, dan siapa yang kalah

Kita lihat, siapa yang bertahan, dan siapa yang akan sirna.
Karena kebebalanmu, menguasai hati dan pikiranmu
Sehingga dungumu tak pernah berangsur sirna
Karna selamanya kamu akan terperosok, tanpa pernah mau mendaki naik
Entah apa julukan yang pantas untuk kuberikan padamu
Sibebal dari Barat?
Sibodoh dari Utara?
Sisesat dari Timur?
Atau Sipandir dari Selatan?

Masih banyak jalan menuju Roma,
Pepatah itu terkecuali untukmu
Carilah Ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina
Itu pun sia-sia untukmu

Arahmu tak bertuan, kekiri ketika kekanan
Ke utara ketika ke selatan,
Ke barat ketika ke timur
Ke atas ketika hendak kebawah
Ke belakang, ketika hendak ke depan

Galilah lubangmu,
Hembuskanlah nafas terakhirmu
Menyatulah dengan tanahmu, dalam sanggahan bambu
Karena kamu, akan sirna tak bersisa…

Hanya itu yang pantas untukmu,….
Dari debu kembali menjadi debu!



Sabtu, 22 Juni 2013

JERITANKU, INDONESIAKU



Waktu bergulir secepat putaran roda berpacu,
Hari berganti tak lagi terasa lama menunggu…
Hari – hari ini berganti begitu cepat, begitu kilat.

Hari Raya bertemu Hari Raya, Natal diakhiri tahun baru
Dan ketika sedikit saja berpaling kebelakang,
Maka waktu itu kembali datang, serasa berputar melewati alurnya
Begitu cepat, begitu kilat…

Dulu, Kepahlawanan terjadi dimana-mana.
Dan demam berbuat kebajikan tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Indonesia bangsa yang gila!
Gila akan keramahtamahan dan kemuliaannya..
Menolong sesama tanpa berpikir sepanjang pelangi diufuk langit
Membantu sesama, tanpa berpikir untung maupun rugi.

Namun kini,
Menjadi pahlawan seperti sebuah badut berdiri didepan pesta anak-anak..
Seolah lucu, ataupun tak biasa,langka, kalau kata mereka.
Bangsa yang luarbiasa, menjadi biasa-biasa saja.
Kebajikan hanyalah kenangan indah,ketika memejamkan mata…
Keramahan, terkikis habis oleh keacuhan, dan ketidakpedulian.

Siapa yang tak tahu malu,
Bukan mendapatkan sangsi sosial
Namun malahan menjadi idola, ditayangkan dibanyak media
Dielukan bagaikan jenderal kancil pulang dari medan laga
Dijadikan tamu yang dibayar mahal untuk kehadirannya..
Untuk mempertontonkan ketidakmaluannya!

Yang Gila, Tuhan selalu dibawa-dibawa
Dijadikan maskot bagi sumpah serapah manusia…
Demi Tuhan katanya,…dalam kebengisan angkara murka

Yang gila, Tuhan selalu dibawa-bawa
Dijadikan saksi bisu dalam bersumpah serapah,
Bersumpah palsu,berambisi semu!

Bahkan seorang tua,tak lagi bergigi, dan juga renta
Yang hidup dalam kemaksiatan dan lembah kekelaman
Yang hidup mengumbar nafsu seperti binatang liar,
Bercita-cita menjadi pemimpin bangsa…

Bangsa dengan figur pemimpin cabul, doyan kawin, dan gila maksiat?
Oh mama,Oh papa…
Entah hilang kemana aurat malu manusia
Tua, renta, berambisi seperti kuda!

Berdoa, dan mengingat Tuhannya, hanya tinggal fatamorgana
Dunia gaib, dunia supranatural, jadi konsumsi publik yang ruar biasa
Diminati banyak lapisan manusia
Menempati rating teratas dalam barisan acara-acara di media…

Jika yang tak ada dijadikan berhala,
Kemanakah para Pengkotbah?
Kemanakah para Pendakwah?

Jika yang muncul manusia yang bertampang iblis…
Sungguh kelamnya bangsa ini…

Alangkah malangnya negeriku tercinta,..
Negeri seribu satu mimpi,
Negeri seribu satu dongeng!

Kebobrokan dijadikan popularitas…
Para pembuat onar….
Penggila Sex…
Tukang Kawin….
Koruptor…..
Penjahat kelas teri maupun preman ibukota, MERAJALELA
Semuanya dijadikan konsumsi publik karena kurangnya berita?

Jika Adi Masardi berkata, “NEGERI PARA BEDEBAH”….
Mungkin aku juga berpikir sama,
Bahkan mungkin lebih gila,
Karena bedebah mereka, bedebah terhina di dunia…

Negeriku yang dulu membanggakan, sekarang menjadi ajang pertempuran
Pertempuran dalam menguras harta negara,
Meluluhlantakan kemakmuran bangsa demi kekayaan diri semata
Dari setiap lapisan birokrasi korup yang lupa akan akhlak mulia

Melihat wakil rakyat dan para pemeran dunia politik
Berbuat salah berdalih musibah
Permakluman namanya juga manusia,itu kata kata tak tahu malu mereka!
Menjadi senjata pamungkas yang menggugurkan caci maki
Mereka menghabiskan uang rakyat, memelaratkan bangsa,
Memanipulasi angka demi angka demi kekayaan diri semata

Menjadi Hits maker dan sumber berita..
Menjadi selebritis bukan karena tingkah laku terpuji mereka,
Namun karena kehinaan dan kekelaman perjalanan hidup manusia dorna!

Kemana lagi aku hendak mengadu,
Kalau semua tak lagi tahu malu
Kebaikan sirna tak berbekas,
Remuk tak bersisa….

Kekayaan,pesta pora, tahta dan wanita
Yang menjadi dasar negeri seribu satu malam,
Negeri seribu satu dongeng..
Menggantikan Lima sila Mulia

Inikah demokrasi?
Inikah kemerdekaan yang dulu diproklamirkan?
Oleh para pendiri bangsa, dengan tetasan darah dan airmata?
Ini potret bangsa sebesar Indonesia?

Hanya kepadaMu aku bersujud
Bersimpuh dan meratap
Untuk Pencipta langit dan bumi
Agar mengasihani dan menyadarkan bangsa ini
Sungguh, hatiku menangis, pedih perih
Sungguh, hatiku hancur berkeping keping

Ini Indonesiaku,
Ini tanah airku,
Ini tumpah darahku,
Ini jeritan piluku….


Sungguh,….
Ini jeritan hati…
Harapan doa untuk Indonesiaku,…
INDONESIA TANAH AIRKU
Disini, aku menantimu
Untuk kembali seperti dulu,
Menjadi bangsa beradab bercita cita luhur
Menjadi bangsa terhormat dengan tingkah laku mulia….

INDONESIA,…Merah darahku….
INDONESIA, kembalilah seperti dulu….

By smile
22 Juni 2013

Sabtu, 08 Juni 2013

SATU KATA SERIBU LANGKAH


Satu Kata Seribu Langkah

Pandai sekali kamu berkata kata
Menguak yang tersingkap
Dan mengurai huruf demi huruf
Bahkan kata demi kalimat

Pandai sekali kamu berkata kata
Meneliti, namun tidak menciptakan
Menguliti, namun tidak memulai pada awalnya
Memecahkan yang tidak pernah terpecahkan

Dibalik pandainya kata-katamu
Dan dibalik keinginan tahumu,
Tindakanmu mandul, dan aksimu hampa
Demam panggung dan latahmologi melandamu

Ketika kamu mulai melangkah
Dan kamu mulai menapak,
Jalan kembali tak lagi ada,
Yang tersisa hanyalah pilihan tanpa pilihan
Dan pendapat tanpa kesimpulan

Lama aku terjerembab,
Mengangga dalam mulut got, berbau busuk
Dan ketika aku tersadar,
kakiku telah di kepala, dan kepalaku berpindah ke kaki

Tak ada yang merendaku
Dan kehancuran menantiku
Karena aku hanya berkata namun tak berbuat
Aku hanya mengecam namun tak berprilaku

Ketika kutanya,apalah gunanya,
Kamu berkata meluruskan yang bengkok…
Namun ketika kukatakan dalam ujarku,
Mereka berkata luruskanlah diri bengkokmu

Jika pancaran air terpecah berai,
Maka kembang api tak akan pernah berbunga di langit
Jika hatimu kelu, atau pilu
Maka alur dalam setapakmu akan layu

Apa yang kulakukan adalah menembus keheningan
Bersimpuh dalam ratapan
Berkata dalam ruang hampa
Dan ber-asa dalam setitik cahaya




 





07 June 2013

Minggu, 02 Juni 2013

KAMU HANYALAH BAYANGAN SEMU



Kamu selalu mencari salahku,
Sedang aku tak pernah menyalahkanmu
Kamu selalu berbicara tentang aku,
Namun tak sekalipun kusebut namamu..

Kamu selalu merasa benar,
Sedang aku adalah kebenaran itu sendiri
Kamu selalu mengecam aku,
Sedang aku sangat mengasihimu

Kamu selalu marah dan murka
Tapi aku penuh kasih dan cinta
Kamu membawa pedang,
Sedang aku membawa bunga

Untuk apa kamu berucap, kalau tak kau mengerti artinya
Sedang aku tidak berucap, namun aku justru bertindak
Kata itu tidak menyelamatkan
Apalagi membawa perubahan

Kamu menyekap,sedang aku mengungkap
Kamu membunuh, namun aku bangkit dari kematian
Yang kelam semakin kelam,
Dan yang putih akan selamanya suci

Biarkan aku merintih,
Disaat kamu tertawa
Biarkan aku bersedih dalam dukacita
Dikala kamu malah bersukacita

Namun hatiku bukan hatimu
Dan pikiranku bukan pikirmu
Sekalipun aku ditindas, aku tak kan pernah menggilas
Karena bagiku, kamu hanyalah benang yang putus
Yang tak bertuju dan tak berarah

Kamu terus membutakan matamu,
Walau sebenarnya kamu telah dicelikkan
Kamu terus membodohi dirimu
Walau kamu telah diberi pengetahuan

Sungguh, kamu hanyalah sekumpulan pencemooh
Yang terus memfitnah, dan terus menghina
Namun aku terus berkarya
Membuktikan bahwa kebenaran akan terbuka

Kematian tak menakutkanku
Juga penyiksaan tak akan menghentikanku
Sekalipun kamu merajam aku
Atau memberengusku
Karena jiwaku bukan milikmu
Dan takdirku, bukanlah nasibmu

Dalam lunglai kamu berlantang
Dalam kokoh, aku justru bersimpuh
Itulah bedanya aku, dengan kamu
Itulah gunanya aku dan sia-sianya kamu

Aku ada, kamu pun ada
Aku tinggal, sedang kamu akan sirna, dan juga binasa
Aku kokoh berdiri, sedang kamu goyah berlari

Mari ulurkan tanganmu
Agar kematian tak merenggutmu
Dan kesirnaan tak akan mendatangimu
Karena aku tahu, kamu hanyalah orang dungu
Yang tidak tahu, namu berlagak tahu
Yang tidak mengerti namun terus membutakan matamu
Karena kamu malu,…juga tersipu
Tentang kebejatanmu, dan kekotoran pandangan hidupmu

Namun semua bisa berakhir,
Kalau kamu mau meraih tanganku,
Dan mau mengakui kesalahanmu,
Walau seribu cibiran akan menerpamu,
Namun kedamaian surgawi telah menantimu

Sekarang semuanya ada pada keputusanmu
Karena setiap langkah kakimu
Menentukan masa depan hidupmu….


Yang bijaksana, akan mengerti
 

By smile
02 June 2013

Senin, 06 Mei 2013

USTAD JEFRY AL BUCHORY "SO LONG"


Untaian kata itu terdengar dimana mana
Dari yang muda, maupun tua
Dari yang seiman maupun tidak,
Tiada, katanya, juga katamu, dan juga kataku,
Pergi,katanya, juga katamu, dan juga kataku,

Terlalu muda,
Terlalu cepat, kata mereka, juga katamu, lalu kataku,…
Sudah cukup, baginya, namun mungkin tidak bagimu.
Sudah tepat saatnya, ujarnya, namun bukan ujarmu, juga ujar mereka
Kembali, katanya, namun sangkalmu, juga sangkal mereka, lalu kemudian aku

Mulia, akhlaknya,
Karena semua terbuka pada akhirnya.
Menangis, isaknya, ketika menyebut namaMu
Berubah hidupnya, ketika bersungkur dikakiMu
Mungkin merubah banyak asa,
Juga arah, dan juga cara
Untuk mereka yang tersesat dan untuk mereka yang buta
Dicelikannya, walau hanya sesaat,tak lama

Bagi kami belum cukup, namun cukup baginya,
KEMBALI itulah kata terakhirnya,
Dalam sayup kejenuhan yang tersisa

Dari perjalanannya,
Mengarungi bahtera kehidupan,..
Terukir keindahan dan bekasan mutiara
Dalam hati insan manusia,

Sungguh, aku bangga padanya,
Walau iman kita tak sama,
Tapi simpatiku, dan apresiasiku,
Layak kupersembahkan untukmu
Saudaraku,sebangsa setanah airku,

Ustad muda penuh sensasi
Santun, dan berbudi pekerti
Akhlak mulia dan jiwa mengabdi
Namun harus pergi,…..
Meninggalkan mereka, kalian, kamu, dan juga aku
Meninggalkan bangsa dalam dahaganya iman terkoyak

KEMBALI, itu katamu,........
 
Selamat jalan, saudaraku,…
USTAD JEFRY AL BUCHORI








DARI, AKU
SMILE

Minggu, 17 Februari 2013

YOU ARE NOTHING BUT FEEL TO BE SOMETHING


Si upik menjadi punggawa,
Lupa diri, dalam pringgodani
Melantunkan banyak lagu sumbang
Namun merasa merdu syahdu
Tak lagi berbaju, karena tak punya malu
Menengadah hingga lupa menunduk
Ah,sungguh mengenaskan.

Sedangkan Semar tak lagi bijak
Namun mencari hikmat dirinya sendiri
Hari demi hari ditapaki,
Menyusuri aliran sungai Bengawan Solo
Mendaki dan menuruni Puncak Merapi
Hanya untuk memporak poranda bumi
Entah apa yang dicari,
Jika tindak tanduk bak kambing bandot

Lain lagi, beda lagi
Bima tak lagi perkasa
Harus merana dalam ukiran kayu jepara
Atau dalam halusnya sutra berbusa
Yang tersisa hanya suara, tanpa wujud perwira

Sedangkan Shinta tak lagi bersama Rama
Bertolak juga berbalik arah
Walau besar dalam lingkungan istana
Namun memilih hidup dalam eluan jelata
Emas dan pemata
Menjadikannya berbeda
Terpandang bak ratu kameswara
Namum pribadi menjad usang seperti dorna

Hanya tersisa satu menara
Yang terus terhimpit bukit dalam rimba belantara
Tersengal namun tidak mati
Tertatih namun tidak tercampak
Walau kadang menjerit pilu,
Atau berteriak histeris, menangis
Tersisa tetap dalam dunia fana
Dikalangan seantero tokoh idola
Yang menunggu titik darah yang penghabisan

Ini hanya sekelumit kisah
Dari yang tiada menjadi ada
Dari yang bukan siapa siapa menjadi siapa
Dari yang bijak menjadi pencuri kebajikan
Jika kamu bisa mengerti,
Atau pun memahami,
Oh, sungguh bobroknya kehidupan ini.


By smile
You are nothing,but you feel to be something,

Kamis, 03 Januari 2013

INI AKU, TUHAN!



Ketika aku sedang bersedih
Menangis dan mencucurkan air mata
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku merasa sesak
Karena begitu banyak masalah yang menghimpit hidupku
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku dipermalukan
Dan merasa tak dihargai
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku tidak bisa berbuat apa apa lagi
Dan merasa tak berguna
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang bimbang
Dan merasa tak punya tujuan hidup lagi
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sudah bosan dengan hidupku
Dan terus meratapi nasibku
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang menghadapi berbagai masalah
Berteriak dan menjerit pedih
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang berlari dari kenyataan
Dan memungkiri semua ketidakadilan dalam hidupku
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang menghadapi kegagalan
Dan luput dari kesuksesan
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang ditindas,
Dihina, dicaci dan dimaki
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku hidup dalam penantian panjang tak berujung
Dan melangkah tak tahu arah lagi
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku terjerembab dalam lembah dosa
Dan hidup dalam kenistaan dunia
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang berusaha,
Mencoba dan terus berjuang untuk mendapatkan sesuatu
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Ketika aku sedang terharu,
Mengaduh dan mengeluh
Aku datang kepadaNya, dan berkata:
Ini aku, Tuhan

Tak pernah sesekali DIA menolakku
Atau pun melupakan aku
Walaupun tak jarang aku selalu melupakanNya
Dan juga tak jarang aku menjauh dariNya

Dia tetap ada,
Dan selalu hadir dalam hidupku.
Selalu membuka tanganNya menerimaku
Tanpa pernah sesekali pun meninggalkanku

Namun ketika aku bahagia,
Ketika aku sukses
Ketika aku mencapai semua keinginanku,
Menggapai dunia dalam genggaman tanganku
Tak sesekali ku mengingatNya
Atau pun bersimpuh di hadapan kakiNya
Mengucap syukur padaNya….
Atau bahkan bercerita kepadaNya!
Sungguh,

Di saat-saat itu, aku tak berkata, ini aku, Tuhan…
Di saat-saat itu aku tak berkata, terimakasih Tuhan
Di saat- saat itu aku tak mengucap syukur,
dan berkata, Syukur kepada Mu, Tuhan

Lalu kenapa Engkau tidak membenciku
Mengapa Engkau selalu menerima aku?

Dikala manusia menolakku
Mencaci makiku,
Menghardikku,
Memfitnahku,
Mencibirku,
Menghinaku,
Engkau selalu menerima aku dengan Besar Kasih setiaMu
Yang tak luntur dimakan waktu
Melebihi kasih seorang ibu

Tak ada rasa maluku
Untuk Engkau mengetahui semua aibku
Untuk Engkau mengetahui semua dosaku
Untuk Engkau mengetahui semua kejahatanku

Di kala manusia tak menerimanya,
Engkau tak sesekali pernah menolakku

Dikala manusia menghakimiku
Engkau tak pernah menyalahkanku

Dikala manusia melumatkan hidupku, hingga hilang tak berbekas
Engkau meremukan aku, hingga terbentuk menjadi baru

Sungguh, Engkau ini Tuhanku
Tuhan yang memerdekakan hidupku
Tuhan yang memanusiakan aku


INI AKU, TUHAN!


By smile
12 Desember 2012
12 – 12 - 12


LASKAR PELANGI ANAK BANGSA's Blog